PEDULI EKOLOGI ALA FRANSISKUS ASISI

Authors

  • Surip Stanislaus Fakultas Filsafat, Unika Santo Thomas

DOI:

https://doi.org/10.54367/logos.v18i2.1317

Keywords:

peduli, sesama, ciptaan, Pencipta, saudara, saudari, manfaat, nilai, sakramental, keberadaan, kedekatan.

Abstract

Kepedulian Fransiskus terhadap sesama manusia, sesama makhluk ciptaan dan lingkungan alam berakar pada relasinya dengan Allah Pencipta. Ia melihat dirinya, segala makhluk dan lingkungan alam sebagai sama-sama atau sesama ciptaan yang berasal dari satu asal, yaitu Allah Pencipta semesta alam. Oleh karena itu, semua makhluk ciptaan dipandang, diperlakukan dan dicintainya sebagai saudara dan saudari. Mengapa Fransiskus bersikap demikian? Ia memandang alam semesta dan segala isinya bukan terutama dari segi kegunaannya demi pemenuhan kebutuhan dan peningkatan mutu hidup manusia, tetapi lebih pada nilai yang ada dalam dirinya sendiri dan arti simbolis sakramentalnya. Keberadaan setiap makhluk bukan saja karena bermanfaat bagi manusia, tetapi juga karena memiliki nilai dalam dirinya sendiri dan menjadi tanda yang menghadirkan Allah. Setiap makhluk pun memiliki kesamaan, yakni sama-sama sebagai ciptaan Allah, sehingga semuanya sederajat dan Fransiskus menyapanya dengan sebutan saudara-saudari. Madah Gita Sang Surya yang digubah dua bulan menjelang kematiannya, menyingkapkan kedekatan yang begitu mendalam Fransiskus dengan alam dan segala makhluk ciptaan.

Author Biography

Surip Stanislaus, Fakultas Filsafat, Unika Santo Thomas

Dosen Tetap UNIKA Santo Thomas

References

Bonaventura. Legenda Maior (Wahyosudibyo, Y. (penerj). Riwayat Hidup St. Fransiskus. Kisah Besar). Jakarta: Sekafi, 1990.

Carroll, J.E. “Catholicism and Deep Ecology,†dalam D.L. Barnhill & R.S. Gottlieb. (eds). Deep Ecology and World Religions: New Essays on Sacred Ground. USA: State University of New York Press, 2001, hlm. 169-192.

Celano, Th. (Wahjasudibja, J. (penerj). St. Fransiskus dari Asisi. Riwayat Hidup yang Pertama dan Riwayat Hidup yang Kedua (Sebagian)). Jakarta: Sekafi, 1981.

Chang, W. Jiwa Kosmis Fransiskus dari Assisi. Ende: Nusa Indah 1989.

_____ . Moral Lingkungan Hidup. Yogyakarta: Kanisius 2001.

das Neves, M.C. Francesco, profeta di pace e di ecologia. Padova: Messaggero, 1993.

Delio, I. A Franciscan View of Creation. Learning to Live in a Sacramental World. The Franciscan Heritage Series 2 Bonaventure. New York: The Franciscan Institute, 2003.

Dister, N.S. “Santo Fransiskus Asisi dan Hubungannya dengan Perhatian Modern untuk Ekologi,†dalam Perantau Thn. XIV No.3 (1991), hlm. 75-83.

Groenen, C., “Ekologi Modern dalam Terang Lampu Sorot Alkitab,†dalam Perantau 14, 1991.

Harun, M. “Allah, Manusia dan Alam Terintegrasi dalam Fransiskus Asisi,†dalam Rohani Thn. XLIV No.2 (1997), hlm. 41-47.

Küng, H. Global Responsibility. In search of a New World Ethic. London: SCM Press, 1991.

Ladjar, L.L. (penerj). Fransiskus Assisi, Karya-karyanya. Yogyakarta: Kanisius, 1988.

Marpaung, M.C. Spiritualitas Dasar Fransiskan. Medan: Bina Media Perintis, 2018.

McDonagh, S. To Care for the Earth. London: Chapman, 1986.

Neves, M.C. des Francesco, profeta di pace e di ecologia. Padova: Messaggero, 1993.

Sherley-Price, L. The Little Flowers of Saint Francis with Five Considerations on the Sacred Stigmata (Terjemahan, Fioretti dan Lima Renungan tentang Stigmata Suci. Jakarta: Sekafi, 1999).

Sidin, S.O. “Kidung Saudara Matahari. Problematik Kata ‘cun’ dan ‘per’,†dalam Perantau Thn. XIV No.4 (1991), hlm. 103-112.

Published

2021-07-03

How to Cite

Stanislaus, S. (2021). PEDULI EKOLOGI ALA FRANSISKUS ASISI. LOGOS, 18(2), 56–86. https://doi.org/10.54367/logos.v18i2.1317

Issue

Section

Artikel