Peran Ruang Publik pada Kantor Rukun Warga Terhadap Aktivitas Masyarakat di Kelurahan Kebon Pala Jakarta Timur
DOI:
https://doi.org/10.54367/alur.v3i2.899Keywords:
ruang publik, aktivitas, rukun warga, lembaga pemerintah, pelayanan publikAbstract
Jakarta merupakan salah satu kota besar di Indonesia yang memiliki tingkat kepadatan penduduk yang cukup tinggi. Dampak dari hal tersebut adalah semakin terbatasnya ruang publik yang dibutuhkan masyarakat untuk beraktivitas, seperti: sosial, refreshing, olahraga, dan lain-lain. Rukun Warga sebagai bagian dari lembaga pemerintah yang bersifat pelayanan publik dan memiliki bangunan kantor operasional sendiri sudah selayaknya juga dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat. Namun jika diperhatikan kantor RW masih terlihat sepi dari aktivitas masyakarat sehari-hari. Untuk itu dilakukan penelitian penyebab kurang berfungsinya kantor RW sebagai bangunan publik. Bagaimana hal tersebut dapat terjadi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Dari penelitian yang dilakukan diketahui ada beberapa faktor penyebab, diantaranya: dimensi ruang yang kurang memadai, kantor yang tertutup, dan ruang terbuka yang tidak terawatt bahkan beralih fungsi.References
Carr, S., Francis, M., Rivlin, L. G., & Stone, A. M. (1992). Public Space. New York: Cambridge University Press.
Gehl, J. (1987). Life Between Buildings: Using Public Space. New York: Van Nostrand Reinhold.
Hakim, R., & Utomo, H. (2003). Komponen Perancangan Arsitektur Lansekap: Prinsip-Unsur dan Aplikasi Desain. Jakarta: Penerbit Bumi Aksara.
Hantono, D. (2017). Pengaruh Ruang Publik Terhadap Kualitas Visual Jalan Kali Besar Jakarta. Jurnal Arsitektura, 15(2), 532–540. https://doi.org/10.20961/arst.v15i2.15114
Hantono, D., & Hakim, A. H. (2019). Identifikasi Elemen Fisik Ruang Publik yang Berpengaruh Terhadap Pembentukan Visual Kawasan Kota Tua Jakarta. Jurnal Emara, 5(2), 75–79. https://doi.org/10.29080/eija.v5i2.879
Hastona, I. (2015). Fungsi Pembinaan Lurah Terhadap Rukun Tetangga dan Rukun Warga di Kelurahan Tangkerang Tengah Kecamatan Marpoyan Damai Kota Pekanbaru Tahun 2013-2014. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Riau, 2(2), 1–15.
Jodie, Y., Silitonga, S., & Aritonang, E. (2019). Studi Pola Ruang Luar pada Kegiatan Budaya di Huta Siallagan. Jurnal Arsitektur Alur, 2(2). https://doi.org/10.17605/jalur.v2i2.528.g565
Krier, R. (1979). Urban Space. New York: Rizzoli.
Lang, J. (1987). The Built Environment Social Behavior: Architecture Determinism Rexamined Viair. Cambridge: The WIT Press.
Madanipour, A. (2003). Public and Private Spaces of the City. London: Routledge.
Prayitno, B. (2017). Co-habitation Space: A Model for Urban Informal Settlement Consolidation for the Heritage City of Yogyakarta, Indonesia. Journal of Asian Architecture and Building Engineering (JAABE), 16(3), 527–534. https://doi.org/10.3130/jaabe.16.527
Santoso, J. T., Mustikawati, T., Suryasari, N., & Titisari, E. Y. (2016). Pola Aktivitas Wisata Belanja dI Kampung Wisata Keramik Dinoyo, Malang. Tesa Arsitektur, 14(1), 1. https://doi.org/10.24167/tes.v14i1.560
Setyowati, S., Djunaedi, A., Pramitasari, D., & Sarwadi, A. (2020). The Impact of the Characteristics of Riverbanks Settlements on the Sustainability of Kali Pepe Surakarta. In IOP Conference Series: Earth and Environmental Science (pp. 1–10). IOP Publishing. https://doi.org/10.1088/1755-1315/447/1/012054
Shirvani, H. (1985). The Urban Design Process. New York: Van Nostrand Reinhold Company.
Silitonga, S., & Naibaho, P. D. R. (2019). Fenomena Rumah Sederhana di Kota Medan. Jurnal Arsitektur Alur, 2(1). https://doi.org/10.17605/jalur.v2i1.369