HILANGNYA RASA BERDOSA MENURUT PAUS YOHANES PAULUS II DALAM EKSHORTASI APOSTOLIK RECONCILIATIO ET PAENITENTIA

Authors

  • Largus Nadeak Fakultas Filsafat, Universitas Katolik Santo Thomas Medan
  • Suhendro Purba Fakultas Filsafat, Universitas Katolik Santo Thomas Medan
  • Stanislaus Surip Fakultas Filsafat, Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Keywords:

hilang, rasa berdosa, tobat, ekshortasi, krisis

Abstract

Paus Yohanes Paulus II memandang bahwa di abad  ini dunia dilanda konflik dan persoalan yang terjadi akibat hilangnya rasa berdosa (a sense of sin) dalam diri manusia. Krisis hati nurani dan krisis rasa akan Allah (a sense of God) adalah penyebab hilangnya rasa berdosa. Krisis tersebut tampak dalam beberapa fenomen budaya kontemporer, yakni sekularisme, kesalahan dalam mengevaluasi ilmu pengetahuan manusia, relativisme sistem etika, dan pemahaman yang samar-samar mengenai rasa berdosa. Paus Yohanes Paulus II mendorong semua insan untuk memulihkan rasa berdosa benar yang sudah hilang. Paus mengajak agar prinsip dan ajaran moral Gereja ditegakkan kembali, katekese pertobatan terus digaungkan, hati nurani tetap diasah, dan penerimaan Sakramen Tobat semakin digiatkan. Jalan-jalan pertobatan ini mutlak diperlukan agar rasa berdosa tetap lestari dalam diri manusia. Rasa berdosa yang benar membantu manusia untuk menata hidup bersama yang baik dengan sesama manusia serta mengakui dan mengalami kehadiran Allah yang Maharahim dalam gerak hidup.

References

Sumber Utama

John Paul II. Apostolic Exhortation Reconciliation and Penance. Judul asli: Reconciliatio et Paenitentia. Homebush: St Paul Publications, 1985.

Sumber Pendukung

Bertens, K. Etika. Jakarta: Gramedia. 1993.

Chang, William. Pengantar Teologi Moral. Yogyakarta: Kanisius, 2001.

Dihe, Laurensius. Sakramen Tobat di Tengah Globalisasi. Yogyakarta: Kanisius, 2013.

Dokumen Konsili Vatikan II. Diterjemahkan oleh R Hardawiryana. Jakarta: Dokumentasi dan Penerangan KWI, 1992.

Haas, John M (ed.). Crisis of Conscience. New York: The Crossroad Publishing Company, 1996.

Katekismus Gereja Katolik. Diterjemahkan oleh P. Herman Embuiru, SVD. Ende: Nusa Indah, 2007.

Kennedy, Eugene C. A Sense of Life, A Sense of Sin. New York: Garden City, 1976.

Kuncahyono, Trias. Paus Yohanes Paulus II: Musafir dari Polandia. Jakarta: Gramedia, 2005.

Maas, Kees. Teologi Moral Tobat. Ende: Nusa Indah, 1999.

Nadeak, Largus. Topik-topik Teologi Moral Fundamental. Medan: Bina Media Perintis, 2015.

Poole, Ross. Moralitas dan Modernitas: di Bawah Bayang-bayang Nihilisme. Judul asli: Morality and Modernity. Diterjemahkan oleh F. Budi Hardiman. Yogyakarta: Kanisius, 1993.

Simon dan Christopher Danes. Masalah-masalah Moral Sosial Aktual dalam Perspektif Iman Kristiani. Yogyakarta: Kanisius, 2000.

Van Paassen, Yan. Suara Hati, Kompas Kebenaran. Jakarta: Obor, 2002.

Kamus dan Ensiklopedi

Hardon, John A. Modern Catholic Dictionary. New York: Garden City, 1980.

Leon, Xavier, dan Dufour. Ensiklopedi Perjanjian Baru. Yogyakarta: Kanisius, 1990.

Webster, Webster's New World Dictionary. New York: Prentice Hall Trade, 1988.

Surat Kabar dan Majalah

Azanella, Luthfia Ayu. “Korupsi Bansos Ini Sangat Jahat”, dalam Kompas. Jakarta, 6 Desember 2020, hlm. 5.

Borrel, Josep. “Perang yang Tidak Bisa Dibenarkan Pasti Akan Gagal”, dalam Kompas. Jakarta, 4 Maret 2022, hlm. 7.

Indah, Astrid Veranita. “Panic Buying Konsumerisme Masyarakat Indonesia di Tengah Pandemi Covid-19 Perspektif Psikoanalisis Jacques Lacan”, dalam Jurnal Filsafat, vol 31, no. 1. Yogyakarta: Universitas Gadjah Mada. 2021, hlm. 24-48.

O'Connell, Robert. “The Sense of Sin in the Modern World”, dalam The Way, vol. 2/1. British Jesuits. Januari 1962, hlm. 10-16.

Sumber Internet

Amato, Gianfranco. “Coronavirus: The Sense of Sin”, dalam Times of Malta. https://timesofmalta.com/articles/view/coronavirus-the-sense-of-sin. Diakses 7 Maret 2022.

Echeverria, Eduardo. “The Greatest Sin Is Losing the Sense of Sin”, dalam The Catholic World Report. https://www.catholicworldreport.com/2018/02/11/the-greatest-sin-is-losing-the-sense-of-sin/. Diakses 20 November 2021.

Hattrup, Kathleen N. “Pius XII Was Talking to the United States When He Spoke of The Loss of Sense of Sin”, dalam Aleteia. https://aleteia.org/2020/02/16/pius-xii-was-talking-to-the-united-states-when-he-spoke-of-the-loss-of-sense-of-sin/. Diakses 15 September 2021.

Hattrup, Kathleen N. “Pope Francis: One of the Evils of Our Day Is the Loss of a Sense of Sin”, dalam Aleteia. https://aleteia.org/2020/01/31/pope-francis-one-of-the-evils-of-our-day-is-the-loss-of-a-sense-of-sin/. Diakses 20 November 2021.

Sinclair, J. S. “The Absence of the Sin in Present-Day Religion”. https://wwwbiblesnet.com/JSSinclairTheAbsenceoftheSin.pdf. Diakses 14 Januari 2022.

Downloads

Published

2023-03-02

How to Cite

Nadeak, L. ., Purba, S. ., & Surip, S. . (2023). HILANGNYA RASA BERDOSA MENURUT PAUS YOHANES PAULUS II DALAM EKSHORTASI APOSTOLIK RECONCILIATIO ET PAENITENTIA. LOGOS, 20(1), 39–48. Retrieved from https://ejournal.ust.ac.id/index.php/LOGOS/article/view/2547