CINTA DAN KEBENARAN ALLAH: CAHAYA UNTUK MENERANGI KEHIDUPAN MANUSIA Uraian Teologis atas Pandangan Paus Fransiskus dalam Ensiklik Lumen Fidei, Bab II, “Jika Engkau Tidak Percaya, Maka Engkau Tidak Akan Mengerti”

Authors

  • Alfonsus Ara Filsafat, Universitas Katolik Santo Thomas

DOI:

https://doi.org/10.54367/logos.v15i1.332

Keywords:

Allah, Cinta, Kebenaran, Tindakan, kesetiaan, Hati, Cahaya, Keselamatan, Kebahagiaan

Abstract

Dunia membutuhkan kebenaran agar bisa membangun kehidupan yang harmonis dan damai. Namun, kebenaran yang dipegang teguh oleh dunia adalah kebenaran yang subyektif, bukan kebenaran yang obyektif sebab kebenaran-kebenaran itu lahir dari pemikiran manusia. Dunia membutuhkan kebenaran yang obyektif, yaitu kebenaran yang bersumber dari Allah. Kebenaran Allah tidak sesat (tidak salah) sebab bersumber dari cinta-Nya. Cinta Allah adalah kebenaran dan kebenaran Allah adalah kebenaran cinta. Cinta Allah adalah kebenaran sebab dinyatakan dalam tindakan-Nya, yaitu setia memberikan isi cinta-Nya demi keselamatan manusia.

Author Biography

Alfonsus Ara, Filsafat, Universitas Katolik Santo Thomas

Dosen Tetap UNIKA Santo Thomas

References

Fransiskus, Paus. Ensiklik Lumen Fidei. Diterjemahkan oleh Alb. Deby

Setiyanto (Yogyakarta: Kanisius 2014).

Benediktus XVI, Paus. Ensiklik Deus Caritas Est. Diterjemahkan oleh Piet

Go, O.Carm (Jakarta: Dokpen KWI 2005).

__________, Ensiklik Caritas In Veritate (Kasih dalam Kebenaran),

diterjemahkan oleh B. R. Agung Prihartana, MSF (Jakarta:

Dokpen KWI 2014).

Yohanes Paulus II, Paus. Anjuran Apostolik mengenai Peranan Keluarga

Kristen dalam Dunia Modern Familiaris Consortio. Diterjemahkan

oleh R. Hardawiryana (Jakarta: Departemen Dokumentasi dan

Penerangan KWI 1993).

Downloads

Published

2019-04-25

How to Cite

Ara, A. (2019). CINTA DAN KEBENARAN ALLAH: CAHAYA UNTUK MENERANGI KEHIDUPAN MANUSIA Uraian Teologis atas Pandangan Paus Fransiskus dalam Ensiklik Lumen Fidei, Bab II, “Jika Engkau Tidak Percaya, Maka Engkau Tidak Akan Mengerti”. LOGOS, 15(1), 23–51. https://doi.org/10.54367/logos.v15i1.332