PERSEKUTUAN SEBAGAI PELEBURAN ONTOLOGIS ANTASUBJEK MENURUT GABRIEL MARCEL
Keywords:
persekutuan cinta, relasi, komunikasi, kesetiaan, harapan, cintaAbstract
Manusia adalah makhluk yang berada sebagai a social being. Gabriel Marcel menyebutnya dengan istilah esse est co-esse. Manusia mengungkapkan eksistensinya bersama dengan yang lain. Kenyataan esse est co-esse selalu diuji dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Perkembangan tersebut pada awalnya membantu manusia tetapi akhirnya “membutakan” manusia terhadap kesadaran akan eksistensinya dan mengikis persekutuan. Gabriel menggemakan kembali hubungan aku-engkau dengan jalan membentuk persekutuan atas dasar cinta. Melalui persekutuan manusia terbuka terhadap yang lain dan mengakui eksistensinya. Persekutuan mempunyai unsur kemanusiaan, antara lain: komunikasi, kesetiaan, harapan dan cinta. Dengan unsur-unsur tersebut manusia diharapkan mampu mencapai kepenuhannya, yakni hidup dalam persekutuan cinta.References
Bagus, Lorens. Kamus Filsafat. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama, 1996.
Bertens, K. Filsafat Barat Abad XX Jilid I Inggris-Jerman. Jakarta: PT. Gramedia, 1983.
Departemen Pendidikan Nasional, Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 2002.
Hariyadi, Mathias. Membina Hubungan Antarpribadi Berdasarkan Prinsip Partisipasi, Persekutuan, dan Cinta menurut Gabriel Marcel. Yogyakarta: Kanisius, 1994.
Marcel, Gabriel. Presence and Immortality. Pittsburg: Duquesne University Press, 1967.
McCown, Joe. Availability: Gabriel Marcel dan the Phenomenology of Human Openness. Missoula-Montana: Scholars Press, 1978.
Micelli, Vincent. Ascent to Being: Gabriel Marcel’s Philosophy of Communion. New York: Desclee Company, 1965.
Pax, Clyde. “Marcel’s Way of Creatif”, dalam Philosophy Today, vol. XIX, no. ¼ (1975).
Snijders, Adelbert. Antropologi Filsafat: Manusia Paradoks dan Seruan. Yogyakarta: Kanisius, 2004.
T. Gallagher, Kenneth. The Philosophy of Gabriel Marcel. New York: Fordham U.P., 1975.