RELASI EKSISTENSIAL MANUSIA

Deskripsi Kritis atas Filsafat Eksistensialisme Soren Aabye Kierkegaard

Authors

  • Aloysius Disan Vitores Unab Fakultas Filsafat, Universitas Katolik Santo Thomas Medan
  • Surip Stanislaus Fakultas Filsafat, Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Keywords:

eksistensi, subjektif, Kierkegaard

Abstract

Dewasa ini, manusia berada dalam suatu periode baru yang disebut sebagai abad teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan jaringan telekomunikasi memberi perubahan yang mendalam bagi kehidupan manusia. Kemajuan zaman yang pesat membawa dampak yang positif serentak juga dampak negatif. Dampak negatif ternyata lebih mendominasi pola kehidupan manusia sehingga banyak orang mengalami krisis nilai dan moral. Orang muda sebagai generasi penerus kehidupan ikut terpapar oleh pengaruh globalisasi yang menggiurkan. Mereka jatuh pada kenikmatan-kenikmatan sesaat yang tanpa makna. Orang muda Katolik sebagai masa depan dan pengemban misi Gereja yang hidup dalam arus perubahan ini juga mengalami krisis nilai dan moral. Orang muda Katolik tidak mampu berkembang dalam kekudusan dan komitmen terhadap panggilan mereka sebagai masa kini Allah. Melihat realitas zaman yang tidak seimbang, Paus Fransiskus melalui Seruan Apostolik Christus Vivit mengajak orang muda dan semua umat Allah untuk menyadari kebaruan dan kemudaan Kristus. Panggilan orang muda Katolik sebagai Gereja masa kini merupakan karunia istimewa Allah untuk mewujudkan kesadaran akan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai manusia. Masa muda dipenuhi dengan sukacita dan harapan-harapan besar. Pada masa ini orang muda memiliki mimpi yang besar menuju hidup yang lebih baik dan indah. Untuk itu, orang muda Katolik hendaknya memiliki kesadaran dan pemahaman akan situasi serta posisi kemudaanya yang begitu penting bagi Gereja.

Author Biographies

Aloysius Disan Vitores Unab, Fakultas Filsafat, Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Dewasa ini, manusia berada dalam suatu periode baru yang disebut sebagai abad teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan jaringan telekomunikasi memberi perubahan yang mendalam bagi kehidupan manusia. Kemajuan zaman yang pesat membawa dampak yang positif serentak juga dampak negatif. Dampak negatif ternyata lebih mendominasi pola kehidupan manusia sehingga banyak orang mengalami krisis nilai dan moral. Orang muda sebagai generasi penerus kehidupan ikut terpapar oleh pengaruh globalisasi yang menggiurkan. Mereka jatuh pada kenikmatan-kenikmatan sesaat yang tanpa makna. Orang muda Katolik sebagai masa depan dan pengemban misi Gereja yang hidup dalam arus perubahan ini juga mengalami krisis nilai dan moral. Orang muda Katolik tidak mampu berkembang dalam kekudusan dan komitmen terhadap panggilan mereka sebagai masa kini Allah. Melihat realitas zaman yang tidak seimbang, Paus Fransiskus melalui Seruan Apostolik Christus Vivit mengajak orang muda dan semua umat Allah untuk menyadari kebaruan dan kemudaan Kristus. Panggilan orang muda Katolik sebagai Gereja masa kini merupakan karunia istimewa Allah untuk mewujudkan kesadaran akan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai manusia. Masa muda dipenuhi dengan sukacita dan harapan-harapan besar. Pada masa ini orang muda memiliki mimpi yang besar menuju hidup yang lebih baik dan indah. Untuk itu, orang muda Katolik hendaknya memiliki kesadaran dan pemahaman akan situasi serta posisi kemudaanya yang begitu penting bagi Gereja.

Surip Stanislaus, Fakultas Filsafat, Universitas Katolik Santo Thomas Medan

Dewasa ini, manusia berada dalam suatu periode baru yang disebut sebagai abad teknologi. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan jaringan telekomunikasi memberi perubahan yang mendalam bagi kehidupan manusia. Kemajuan zaman yang pesat membawa dampak yang positif serentak juga dampak negatif. Dampak negatif ternyata lebih mendominasi pola kehidupan manusia sehingga banyak orang mengalami krisis nilai dan moral. Orang muda sebagai generasi penerus kehidupan ikut terpapar oleh pengaruh globalisasi yang menggiurkan. Mereka jatuh pada kenikmatan-kenikmatan sesaat yang tanpa makna. Orang muda Katolik sebagai masa depan dan pengemban misi Gereja yang hidup dalam arus perubahan ini juga mengalami krisis nilai dan moral. Orang muda Katolik tidak mampu berkembang dalam kekudusan dan komitmen terhadap panggilan mereka sebagai masa kini Allah. Melihat realitas zaman yang tidak seimbang, Paus Fransiskus melalui Seruan Apostolik Christus Vivit mengajak orang muda dan semua umat Allah untuk menyadari kebaruan dan kemudaan Kristus. Panggilan orang muda Katolik sebagai Gereja masa kini merupakan karunia istimewa Allah untuk mewujudkan kesadaran akan kewajiban dan tanggung jawabnya sebagai manusia. Masa muda dipenuhi dengan sukacita dan harapan-harapan besar. Pada masa ini orang muda memiliki mimpi yang besar menuju hidup yang lebih baik dan indah. Untuk itu, orang muda Katolik hendaknya memiliki kesadaran dan pemahaman akan situasi serta posisi kemudaanya yang begitu penting bagi Gereja.

References

A. P. Martinich - Brian Battiste (ed.). Leviathan Revised Edition Thomas Hobbes. Canada: Broadview Press, 2010.

Aumann, Antony. “Kierkegaard Paraprase and The Unity of Form Content”, dalam David Pellauer (ed.), Philosophy Today, vol. 57: 4. USA: DePaul University Press, 2013.

Berry, Wanda Werren. “Judge William Judging: Existentialism and Essentialism in Either/Or Part Two”, dalam Robert L. Pekins (ed.), International Kierkegaard Commentary Either/Or II, vol. 4. USA: Marcer University Press, 1995.

Copleston, Frederick. A History of Philosophy, vol. 7. New York: Doubledeeday, 1994.

Dru, Alexander. The Journals of Kierkegaard. New York: Happer & Row, 1959.

Edwards, Paul (ed.). The Encyclopedia of Philosophy, vol. 3. New York: Macmillan, 1972.

Guignon, Charles (ed.). The Existentialists Critical Essays on Kierkegaard, Nietzsche, Heidegger, and Sartre. USA: Rowman & Littlefield, 2004.

Hardiman, F. Budi. Pemikiran-pemikiran yang Membentuk Dunia Modern. Jakarta: Erlangga, 2013.

Kierkegaard, Søren. Either/Or Part I. (Judul asli: Enten-Eller I). Diterjemahkan oleh Howard V. Hong - Edna H. Hong. USA: Princeton University Press, 1987.

Kierkegaard, Søren. Fear and Trembeling; Repetition. (Judul asli: Frygto g Boe ven; Gjentagelsen). Diterjemahkan oleh Howard V. Hong - Edna H. Hong. USA: Princeton University Press, 1983.

Kierkegaard, Søren. Works of Love (Judul asli: Kjerlghdens Gjerninger). Diterjemahkan oleh Howard V. Hong - Edna H. Hong. USA: Princeton University Press, 1995.

Macphrson, CB (ed.). Hobbes Leviathan. Australia: Penguin Press, 1972.

Makorowu, Yanny Yeski. Makna Cinta Menjadi Autentik dengan Mencintai tanpa Syarat menurut Soren Kierkegaard. Yogyakarta: Kanisius, 2016.

Martin, Vincent. Filsafat Eksistensialisme Kierkegaard, Sartre, Cama. Yogyakarta Pustaka Pelajar, 2001.

O' Hara, Shelley. Kierkegaard within Your Graps. USA: Wiley, 2004.

Rapar, Jan Hendrik. Pengantar Filsafat. Yogyakarta: Kanisius, 1996.

Snijders, Adelbert. Antropologi Filsafat Manusia Paradoks dan Seruan. Yogyakarta: Kanisius, 2013.

Snijders, Adelbert. Manusia dan Kebenaran. Yogyakarta Kanisius, 2006.

Soren Kierkegaard, Concluding Inscientific Postscript. (Judul asli: Afsluttend Invidenskabelig Efterskrift). Diterjemahkan oleh Alastair Hannay. New York: Cambridge University Press, 2009.

Tjaya, Thomas Hidya. Kierkegaard dan Pergulatan Menjadi Diri Sendiri. Jakarta: KPG Kepustakaan Populer Gramedia, 2004.

Vardy, Peter. Kierkegaard. Yogyakarta: Kanisius, 2001.

Downloads

Published

2022-04-28

Issue

Section

Articles