In Love, One and One Are One: Muak - Pengorbanan Mengadakan Cinta Menurut Prespektif Jean-Paul Sartre
Keywords:
manusia, relasi, eksistensi, cintaAbstract
Pengada-pengada merupakan substansi yang konkret dan otonom. Pengada-pengada tersebut bereksistensi dan mempunyai relasi yang hanya bersifat sekunder. Relasi tersebut merupakan suatu aksiden yang memiliki sifat mengada paling tipis di antara semua kenyataan. Hal tersebut terjadi karena relasi itu tidak mempengaruhi substansi sampai pada intinya. Relasi antarpengada sulit untuk mencapai tahap paripurna dan dewasa ini masih berkutat pada taraf utopis belaka. Berdasarkan fenomena tersebut, manusia berusaha mencari dan memahami relasi dengan akal budinya. Manusia adalah makhluk yang ada, hidup, berpikir, merasa, dan berelasi satu sama lain di dunia ini. Pertemuan relasi dengan dunia dan isinya menimbulkan berbagai perasaan. Manusia mencari kejelasan terhadap segala fenomena bukan sekadar ke-apa-an sesuatu itu. Manusia mencari sesuatu yang mendalam untuk memuaskan hasrat akal budi yang dimilikinya. Ia selalu berada di dalam dunia dan berelasi dengan yang lain.References
Dagun, Save M. Filsafat Eksistensialisme. Jakarta: PT. Melton Putra 1990.
Gunawan, L.A.S. Cinta Buta Buat Gila. Yogyakarta: Kanisius, 2020.
Hadiwijoyo, Harun. Sari Sejarah Filsafat Barat 2. Yogyakarta: Kanisius, 1980.
Hassan, Fuad. Berkenalan dengan Eksistensialisme. Jakarta: Pustaka Jaya, 1973.
Lafarge, Rene. Jean-Paul Sartre: His Philosophy. USA: Gill and Macmillan, 1970.
Lanur, Alex. “Relasi Antar-Manusia Menurut Jean-Paul Sartre”, dalam A. Setyo Wibowo dan Majalah Driyakara, Filsafat Eksistensialisme Jeal-Paul Sartre. Yogyakarta: Kanisius, 2011.
Sartre, Jean-Paul. Being and Nothingness (judul asli: L’être Et Le Néant). Diterjemahkan oleh Hazal E. Barnes. New York: Philosophical Library, 1965.