DIMENSI-DIMENSI ESTETIK YANG MENDUKUNG PERAYAAN EKARISTI MENURUT PAUS YOHANES PAULUS II DALAM ENSIKLIK ECCLESIA DE EUCHARISTIA
Keywords:
Ekaristi, Kesenian, Estetik, Gereja, Kristus, NormaAbstract
Ekaristi merupakan sumber dan puncak hidup Gereja. Gereja lahir, bersumber dan berpusat dari misteri paskah Kristus. Melalui sengsara, wafat dan kebangkitan-Nya, Kristus menebus manusia dan menjadikan manusia sebagai tubuh-Nya. Di dalam tubuh itu, hidup Kristus disalurkan kepada umat beriman dan dipersatukan dalam sakramen- sakramen. Peristiwa ini menjadi landasan bagi Gereja untuk merayakan Ekaristi dalam kebesaran yang layak bagi keagungannya. Gereja memerlukan kesenian untuk menyampaikan amanat Kristus yang dipercayakan kepada Gereja. Dalam sejarahnya, Gereja selalu mengembangkan warisan seni yang kaya dengan segala dimensi estetik di dalamnya. Dimensi-dimensi estetik yang dimaksud ialah seni bangunan, seni musik dan seni rupa. Seluruh dimensi estetik yang digunakan oleh Gereja harus mendukung umat dalam merayakan Ekaristi. Dimensi-dimensi estetik ini harus memiliki daya-tarik, dunia roh, dunia yang tak kelihatan, dan kenyataan akan Allah. Paus Yohanes Paulus II, dalam ensiklik Ecclesia de Eucharistia, mengajak Gereja untuk menghidupkan kembali pesona Ekaristi yang sungguh agung. Keagungan Ekaristi tampak dengan segala dimensi-dimensi estetik yang mendukungnya. Oleh karena itu, dimensi-dimensi estetik yang digunakan oleh Gereja harus mampu mendukung Perayaan Ekaristi serta mengungkapkan misteri yang terkandung di dalamnya. Paus menginginkan Gereja untuk tetap mengindahkan norma-norma liturgi yang berlaku. Tujuannya ialah agar Gereja sungguh menghadirkan misteri penebusan Kristus dan menjadi pusat dan puncak Perayaan Ekaristi.References
Dokumen Konsili Vatikan II. Diterjemahkan oleh R. Hardawiryana. Jakarta: Dokumentasi dan Penerangan KWI-Obor, 1993.
Cahyadi, T. Krispurwana. Yohanes Paulus II: Gereja, Teologi, dan Kehidupan. Jakarta: Obor, 2007.
Emmanuel, J. Sembiring. "Ecclesia de Eucharistia", dalam Liturgi: Ekaristi Kini, 16 vol. no. 01 Januari- Februari. Jakarta: Komisi Liturgi KWI, 2005, hlm. 14-15..
Heuken, Adolf. Ensiklopedi Gereja. 9 Jilid. Jakarta: Yayasan Cipta Loka Caraka, 2003- 2008.
Katekismus Gereja Katolik. Diterjemahkan oleh Herman Embuiru. Ende: Arnoldus, 1998.
Kitab Hukum Kanonik 1983 (Codex Iuris Canonici 1983), Edisi Resmi Bahasa Indonesia, diterjemahkan oleh Sekretariat KWI. Jakarta: KWI, 2006,
Komisi Liturgi KWI, Pedoman Umum Misale Romawi Baru 2000. (Judul asli: Institutio Generalis Missalis Romani). Diterjemahkan oleh Komisi Liturgi KWI. Ende: Nusa Indah, 2009.
Martasudjita, Emanuel. Ekaristi: Tinjauan Teologis, Liturgis, dan Pastoral. Yogyakarta: Kanisius, 2005.
---------. Pengantar Liturgi: Makna, Sejarah, dan Teologi Liturgi. Yogyakarta: Kanisius, 1999.
Primus, Antonius. "Mengenal Sosok Teolog Teologi Tubuh Paus Yohanes Paulus II", dalam Antonius Primus (ed.), Tubuh dalam Balutan Teologi: Membuka Selubung Seksualitas bersama Paus Yohanes Paulus II. Jakarta: Obor, 2014.
Sembiring, Johanis dan Sinaga, Raidin. Memperkenalkan Ensiklik Ecclesia de Eucharistia. Sinaksak: STFT St. Yohanes, 2003.
Suryanto, Stefanus. Santo Subito: Mengenang Saat-saat Terakhir Yohanes Paulus II. Yogyakarta: Yayasan Pustaka Nusantara, 2008.
Weigel, George. Witness to Hope: The Biography of Pope John Paul II. USA: Perfectbound, 2005.
Witdarmono, H. Aku, anak Bumi-ku: Biografi Spiritual Yohanes Paulus II. Jilid 1. Jakarta: Yayasan Berani Bhakti Bangsa, 2015.
Yohanes Paulus II, Anjuran Apostolik Catechest Tradendae (Penyelenggaraan Katekese), (Seri Dokumentasi Gerejawi no. 28. Diterjemahkan oleh R. Hardawiryana. Jakarta: Dokumentasi dan Penerangan KWI, 1992.
---------. Ensiklik Ecclesia de Eucharistia (Ekaristi dan Hubungannya Dengan Gereja). Diterjemahkan oleh Anicetus B. Sinaga. Jakarta: Dokumentasi dan Penerangan KWI-Obor, 2003.