KECAMAN PAULUS TERHADAP PERCABULAN
Uraian dan Refleksi Teologis 1Kor 5:1-13
Keywords:
seksualitas, percabulan, Santo Paulus, tubuh, kekudusan, kehidupan rohaniAbstract
Dewasa ini permasalahan seksual memperlihatkan bahwa tubuh kerapkali menjadi komoditas dan direduksi untuk kenikmatan semata. Tubuh dijadikan objek kesenangan pribadi tanpa menyadari misteri Allah yang tersembunyi di dalamnya. Salah satu masalah dalam hubungan seks yang cukup meresahkan masyarakat adalah percabulan. Kenyataan tersebut mengungkapkan bahwa di zaman ini masih terjadi kekaburan makna pada seksualitas, sehingga tak jarang manusia baik itu laki-laki maupun perempuan lebih mengutamakan kenikmatan tubuh. Seksualitas adalah anugerah ilahi yang sakral, kuat, dan mendalam, yang dirancang untuk membawa manusia pada persatuan dan kesempurnaan. Namun ketika disalahgunakan dalam bentuk percabulan, seksualitas dapat mencemarkan tubuh dan merusak jiwa. Dalam 1Kor 5:1-13 Paulus menegaskan bahwa percabulan bukan sekadar dosa moral, tetapi juga dosa terhadap diri sendiri, karena menyentuh hakikat terdalam dari keberadaan manusia sebagai laki-laki dan perempuan. Percabulan menghancurkan kehidupan rohani, melumpuhkan kepekaan terhadap Allah, dan mengganggu hubungan manusia dengan Tuhan dan sesama. Fenomena ini tidak hanya berdampak secara individu, tetapi juga berkontribusi pada degradasi moral dalam masyarakat. Oleh karena itu, solusi utama untuk mengatasi percabulan adalah menempatkan kembali tubuh dan jiwa dalam kasih Allah yang sejati, yang mampu mengarahkan manusia kepada kekudusan dan pemulihan diri. Kajian ini berupaya memahami makna dan implikasi ajaran Paulus mengenai percabulan serta relevansinya dalam konteks kehidupan modern, khususnya dalam menghadapi tantangan amoralitas seksual di era kontemporer.References
Agudo, P. Aku Memilih Engkau. Yogyakarta: Kanisius, 1988.
Arifati, W. Espos Id: BKKBN: 60 Persen Remaja Usia 16-17 Tahun di Indonesia Lakoni Seks Pranikah. https://news.espos.id/bkkbn-60-persen-remaja-usia-16-17-tahun-di-indonesia-lakoni-seks-pranikah-1703798. Diakses pada 4 Agustus 2023.
Brown, R.E. et al (ed.). The New Jerome Biblical Commentary. Ireland: Great Britain, 1991.
Chazawi, A. Tindak Pidana Mengenai Kesopanaan. Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2017.
Ciampa, R.E. and Brian S. Rosner. The First Letter to the Corinthians. Grand Rapids/Nottingham: Eerdmans/Apollos, 2010.
Departemen Pendidikan Nasional (ed.). Kamus Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa, 2008.
Dokumen Konsili Vatikan II. Konstitusi Pastoral Gereja Gaudium et Spes tentang Gereja dalam Dunia Dewasa ini. Diterjemahkan oleh R. Hardawiryana. Jakarta: Dokumentasi dan Penerangan KWI-Obor, 1993.
Fee, G.D. The First Epistle to the Corinthians. Michigan: William B. Eerdmans Publishing Company, 1991.
Harrington, D.J. (ed.). First Corinthians, Sacra pagina 7. Minnesota: Liturgical Press, 1999.
Hays, R.B. First Corinthians. Louisville: John Knox, 1997.
Higgins, G.C. Dilema Moral Zaman Ini. Yogyakarta: Kanisius, 2006.
Hyland, F.E. Excommunication: Its Nature, Historical Development and Effects. Washington, Catholic University of America, 1928.
Irawan, Al.B. Seks, Selibat, & Persahabatan Sebagai Karisma. Jakarta: Obor, 2009.
Katekismus Gereja Katolik. Diterjemahkan oleh P. Herman Embuiru, SVD. Enda: Nusa Indah, 2014.
Komisi Kateketik. Hidup Di Era Digital: Gagasan Dasar dan Modul Katekese. Yogyakarta: Kanisius, 2015.
Konferensi Waligereja Indonesia. Iman Katolik: Buku Informasi dan Referensi. Yogyakarta: Kanisius, 1996.
Kowarin, P.F. “Memaknai Seksualitas Katolik dalam Konteks Skandal Seksual Para Imam”, dalam Fides et Ratio, 7/1 (2022), hlm. 57-67.
Kraeng, A. “Tubuhku Adalah Ibadahku”, dalam Antonius Primus (ed.), Tubuh dalam Balutan Teologi: Membuka Selubung Seksualitas Tubuh bersama Paus Yohanes Paulus II. Jakarta: Obor, 2014.
Lembaga Biblika Indonesia. Surat-surat Paulus 2, Tafsir Perjanjian Baru 7 (Judul asli: New Testament Reading Guide, The First and Second Episthel of St. Paul to the Corinthians. Diterjemahkan oleh A.S. Hadiwiyata. Yogyakarta: Kanisius, 1991.
Leonard, A. Yesus dan Tubuhmu: Tuntunan Moral Seksual Bagi Kaum Muda. Jakarta: Obor, 2002.
Maas, K. Teologi Moral Seksualitas. Ende: Nusa Indah, 2013.
Marmidi, F.X. Surat-surat Paulus. Pematangsiantar: STFT Santo Yohanes, 2024 (Diktat).
Moa, A. “Seksualitas Manusia: Realitas dan Panggilan kepada Cinta kasih” dalam Logos 3/1, (Januari 2004), hlm. 1-14.
Novrizaldi. Kemenko PMK: Pemerintah Fokus Cegah Perilaku Seksual Berisiko di Kalangan Pemuda. https://www.kemenkopmk.go.id/pemerintah-fokus-cegah-perilaku-seksual-berisiko-di-kalangan-pemuda. Diakses pada 1 Juni 2023.
Paus Yohanes Paulus II. Anjuran Apostolik Familiaris Consortiomengenai (Keluarga). Diterjemahkan oleh R. Hardawiryana. Jakarta: Dokumentasi dan Penerangan KWI, 2019.
Ramadhani, D. Lihatlah Tubuhku: Membebaskan Seks Bersama Yohanes Paulus II. Yogyakarta: Kanisius, 2009.
Ridick, J. Kaul Harta Melimpah dalam Tanah Liat. Yogyakarta: Kanisius, 1987.
Robertson, A. et al. A Critical and Exegetical Commentary on the First Epistle of St Paul to the Corinthians. Edinburgh: T&T Clark, 1986.
Sebho, F. Estetika Tubuh Seni Menjelajahi Diri. Maumere: Ledalero, 2017.
Sulistiyo, S. et al. “Bahaya Percabulan Bagi Identitas Kristen: Sebuah Refleksi Teologis dari 1 Korintus 6:18-20 dan Relevansinya Bagi Generasi Milenial”, dalam Voice of Wesley, 6/2 (2023), hlm. 42-57.
Surip, S. Melengkapi Menjadi Satu Daging: Inspirasi Biblis Bina Keluarga. Yogyakarta: Kanisius, 2021.
Tukan, J.S. Etika Seksual dan Perkawinan. Jakarta: Intermedia, 1990.
Viswandro (ed.). Kamus Istilah Hukum. Yogyakarta: Medpress Digital, 2014.
Winter, B.W. After Paul Left Corinth: The Influence of Secular Ethics and Social Change. Grand Rapids: Eerdmans, 2001.
Yahya, P.W. “Tubuh Adalah Bagi Tuhan: Sebuah Tinjauan Eksegetis 1 Korintus 6: 12-20”, dalam Veritas, 14/2 (Oktober 2013), hlm. 233-251.




