KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB MENURUT PANCASILA
Tinjuan Etis atas Sila II dari Pancasila
Keywords:
Pancasila, manusia, adil, beradabAbstract
Masyarakat Indonesia membentuk kehidupan bersama dengan suatu landasan dasar yang disebut Pancasila. Perwujudan masyarakat Indonesia yang pancasilais adalah sasaran utama ajaran Pancasila. Ajaran tentang manusia Pancasilais tersebut termuat dalam sila kedua Pancasila, yakni: kemanusiaan yang adil dan beradab. Sila kedua ini mengakui dan memperlakukan manusia sesuai harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Ajaran sila kedua itu merupakan tuntunan dan pegangan dalam mengatur kehidupan bermasyarakat dan bernegara serta menjadi prinsip pengakuan dan penghormatan terhadap martabat manusia. Penghormatan dan pengakuan ini menunjukkan bahwa manusia mempunyai martabat yang lebih tinggi dari makhluk ciptaan lain. Kekhasan manusia ini terarah pada ciri-ciri kemanusiaan yang adil dan beradab, yaitu integral, etis, dan religius. Kondisi ini menjamin perwujudan manusia Pancasilais yang utuh baik sebagai pribadi otonom, pribadi sosial maupun sebagai makhluk Tuhan. Ajaran sila kedua mencapai tujuannya sejauh manusia Indonesia mau menempatkan kembali keagungan manusia dalam nilai yang mutlak, yakni: sebagai makhluk ciptaan Tuhan yang mempunyai harkat dan martabat yang tinggi. Namun sejauh kesadaran ini belum dipahami seara mendalam, perwujudan cita-cita manusia Pancasilais yang sesuai dengan ajaran sila kemanusiaan yang adil dan beradab tidak akan tercapai. Dengan ini makna ajaran Pancasila perlu dikaji kembali oleh manusia IndonesiaReferences
Bagus, Lorens. Metafisika. Jakarta: PT. Gramedia, 1987.
Bakry, MS. Noor. Orientasi Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Liberty, 1990
Blanchette, Olivia SJ. For A Fundamental Social Ethnic: A Philosophy On Social Change. New York: Philosophical Library, 1973.
Bahar, Saafruddin et al. Risalah Sidang Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 29 Mei 1945. Jakarta: Sekretariat Negara Republik Indonesia, 1992.
Caroko, H. “The Concept of Man According to Pancasila”, dalam The Indonesian Quarterly, 4/ XV (1987). hlm. 610-619.
Dipoyudo, Kirdi. “Pancasila the Morality of The Indonesian People”, dalam The Indonesia Quarterly 4/ XV (1987). hlm. 578-598.
Hadi, Hardono. Hakikat & Muatan Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Kanisius, 1994.
Poedjawijatno. Filsafat Sana Sini, Jilid 2. Yogyakarta: Kanisius, 1975.
Salam, Burhanuddin. Filsafat Pancasilaisme. Jakarta: Bina Aksara, 1998.
Snijders, Adelbert. Filsafat Manusia. Sinaksak: STFT St. Yohanes, 1993. (diktat).
---------------------- Filsafat Ketuhanan. Sinaksak: STFT St. Yohanes, 1993. (diktat).
Soemasdi, Hartati. Pemikiran Tentang Filsafat Timur. Yogyakarta: Andi Offset, 1985.
Sunoto. Mengenal Filsafat Pancasila: Pendekatan Melalui Etika Pancasila. Yogyakarta: PT Hanindita, 1985.
Wahana, Paulus Filsafat Pancasila. Yogyakarta: Kanisius, 1993.
Weber, Max. The Theory of Social and Economic Organization. New York: Oxford University Press, 1977.