PENGARUH MODAL SOSIAL UNTUK KERUKUNAN UMAT BERAGAMA ISLAM DAN KRISTEN DI KOTA MEDAN
Keywords:
modal sosial, dalihan na tolu, dialog agama, multikultur, good societyAbstract
Relasi tidak harmonis antar umat beragama khususnya antara Kristen dan Islam menjadi keprihatinan yang mendalam saat ini. Indonesia, sebagai salah satu negara demokratis di dunia ini, juga mengalami relasi antar umat beragama yang tidak harmonis tersebut. Dalam dua dasawarsa terakhir ini ketidakharmonisan relasi tersebut menghangat hingga pada satu titik dimana kekerasan atas nama agama dianggap wajar. Penelitian ini dilaksanakan dengan menggunakan Teori Multikultur untuk menganalisa masalah ketidak-harmonisan dan memajukan usaha kerukunan relasi tersebut. Partisipan yang terlibat dalam penelitian ini adalah orang Batak yang telah menikah dan tinggal di Medan. Nilai-nilai kekeluargaan dalam sistem sosial orang Batak Dalihan na tolu diteliti bersamaan dengan nilai-nilai agama. Sebuah model relasi umat beragama diciptakan yang berdasarkan pada data kuantitatif dari 1.539 partisipan. Sekalipun pada awalnya penelitian ini menggunakan mixed methods, namun di sini dilaporkan hasil analisa data kuantitatif saja. Penelitian ini menemukan bahwa pengaruh budaya berpengaruh lebih kuat daripada pengaruh agama itu sendiri dalam memajukan kerukunan umat beragama Kristen dan Islam di kota Medan. Dalihan na tolu, suatu sistem sosial orang Batak dan yang sekaligus telah menjadi modal sosial orang Batak yang tinggal di kota Medan, berperan membantu mewujudkan kerukunan relasi di antara orang Batak yang beragama Kristen dan Islam. Ketika beberapa ajaran agama menjadi penghalang mewujudkan relasi yang harmonis, nilai-nilai kekeluargaan di kalangan orang Batak yang terkandung dalam Dalihan na tolu mentransformasikan nilai-nilai agama tersebut. Kesimpulannya adalah bahwa penelitian ini mengusulkan untuk mengedepankan penggunaan nilai-nilai komunal untuk mewujudkan relasi kerukunan beragama yang harmonis di Indonesia pada umumnya dan di kota Medan pada khususnya.References
Bruner, E. M. et al. (1959). Local, Ethnic and National Loyalties in Village Indonesia. In Cultural Report Series - Southeast Asia Studies. G. W. Skinner (Ed.). New York, NY, Yale University.
Bruner, E. M. (Ed.) (1963). Medan: The Role of Kinship in an Indonesian City. Pacific Port Towns and Cities. Honolulu, HI, Bishop Museum Press.
Bruner, E. M. (1974). The Expression of Ethnicity in Indonesia. In Urban Ethnicity. A. Cohen (Ed.). London, England, Tavi-stock Publications: 251 -280.
Creswell, J. W. (2003). Research Design: Qualitative, Quantitative and Mixed Method Approaches. Thousand Oaks, CA, Sage Publications.
Etzioni, A. (2004). From Empire to Community: A New Approach to International Relations. New York, NY, Palgrave Macmillan.
Etzioni, A. (1996). The New Golden Rule: Community and Morality in a Democratic Society, New York, NY, Basic Books.
Farr, J. (2004). Social Capital – A Conceptual History. Political Theory 32 (1 February): 6-33.
Giorgas, D. (2000). Social Capital within Ethnic Communities. TASA 2000 Conference. Flinders University, Adelaide, Australia: 1-12.
Granovetter, M. S. (1973). The Strength of Weak Ties. The American Journal of Sociology 78 (6): 1360-1380.
Granovetter, M. (1983). The Strength of Weak Ties: A Network Theory Revisited. Sociological Theory 1: 201-233.
Hanifan, L. J. (1916). The Rural School Community Center. Annals of the American Academy of Political and Social Science. September 67: 130-138.
Hasselgren, J. (2000). Rural Batak, Kings in Medan: The Development of Toba Batak Ethno-Religious Identity in Medan, Indonesia, 1912-1965. Upsala, Stockholm, Sweden, Elanders Gotab.
Leonard, R., & Onyx, J. (2003). Networking Through Loose and Strong Ties: An Australian Qualitative Study. Voluntas: International Journal of Voluntary and Nonprofit Organizations 14 (2): 189-203.
Leonard, R., & Onyx, J. (2004). Social Capital and Community Building: Spinning Straw Into Gold. London, England, Janus Publishing Company.
Modood, T. (2007). Multiculturalism: A Civic Idea. Malden, MA, Polity Press.
Nainggolan, D. T. (2006). Batak Toba di Jakarta. Medan, Indonesia, Penerbit Bina Media.
Parekh, B. C. (2000). Rethinking Multiculturalism: Cultural Diversity and Political Theory. London, England, Palgrave Macmillan.
Portes, A. (1998). Social Capital: Its Origins and Applications in Modern Sociology. Annual Reviews Sociology 24: 1-24.
Sianipar, S. H. W. (1991). Tuho Parngoluaon Dalihan Na Tolu Sistem Bermasyarakat Bangso Batak - Buku Pertama. Medan, Indonesia, Pustaka Gama.
Sianipar, G. (2005). Paul Hanley Furfey and an Interfaith Dialogical Society. In Paul Hanly Furfey's Quest for A Good Society. Misztal, B., Villa, F., & Williams E. S., (Eds.) Washington DC, The Catholic University of America Press. 32: 107-124.
Sianipar, G. (2010). The Future of Islam and Christianity Encounters in Indonesia. Jurnal Etika. Edisi Khusus No.1, 2010.