https://ejournal.ust.ac.id/index.php/retipa/issue/feedJurnal Riset Teknologi Pangan Dan Hasil Pertanian (RETIPA)2025-08-05T15:04:52+02:00Sanggam Dera Rosa Tampubolon, Ph.D[email protected]Open Journal Systems<p>Jurnal Retipa (Riset Teknologi Pangan dan Hasil Pertanian) Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas, berisi artikel yang memuat dan mempublikasikan semua aspek teknologi hasil pertanian dalam kajian yang berupa hasil penelitian dan ulasan ilmiah di bidang pangan dan agroindustri hasil pertanian. Lingkup topik jurnal meliputi bidang ilmu teknologi industri pangan dan hasil pertanian. Topik mencakup aspek-aspek dasar dan terapan dari pengolahan, pengawetan, penyimpanan, evaluasi gizi, keamanan pangan, pengawasan, manajemen dan pengujian mutu, limbah pengolahan pangan dan hasil pertanian serta penelitian lainnya mengikuti perkembangan ilmu dan teknologi hasil pertanian.</p>https://ejournal.ust.ac.id/index.php/retipa/article/view/4767Uji Hidrolisis Protein dan Aktivitas Antioksidan Hidrolisat Protein Ikan Nila (Oreochromis niloticus) 2025-04-28T06:39:26+02:00Maruba Pandiangan[email protected]Dewi Restuana Sihombing [email protected]Sanggam Dera Rosa Tampubolon[email protected]<p>Tujuan penelitian untuk memperoleh informasi tentang hidrolisis protein dan uji aktivitas antioksidan dari ikan nila (<em>Oroechromis niloticus</em>) menggunakan enzim papain. Hidrolisis dilakukan dengan menggunakan variasi konsentrasi enzim papain (3 %, 5%, 7%) dan lama hidrolisis (2 jam, 4 jam, dan 6 jam). Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Pengolahan Pangan Program Studi Teknologi Hasil Pertanian Universitas Katolik Santo Thomas Medan. Dari hasil penelitian kadar protein tertinggi diperoleh pada perlakuan E<sub>3</sub>L<sub>3</sub> sebesar 60,07%, kadar air 12,13%, kadar abu 5,33%, nilai organoleptik aroma 6,73%, warna 6,60%, tekstur 6,70%. Aktivitas antioksidan hidrolisat protein ikan nila sebesar 99,81% dengan kategori sangat baik dimana IC50 kurang dari 0,05 mg/mL (50-100). Hasil analisis komposisi asam amino ditemukan kandungan asam amino essensial yaitu threonin, methionin, valin, ileusin, leusin dan lysin. Untuk menperoleh hidrolisat protein ikan nila yang terbaik dengan hidrolisis menggunakan enzim papain 5% dan lama hidrolisis 6 jam dimana diperoleh kadar protein tertinggi</p>2025-05-02T00:00:00+02:00Copyright (c) 2025 https://ejournal.ust.ac.id/index.php/retipa/article/view/4698Pengaruh Penambahan Kulit Buah Naga Merah Terhadap Karakteristik Mutu Es Krim2025-03-11T03:08:03+01:00Nahdiya Kasim[email protected]If'all[email protected]Spetriani[email protected]Hasmari Noer[email protected]Yuanita Indriasari[email protected]<p>Kulit buah naga merah merupakan limbah pertanian yang kaya akan antosianin dan memiliki<br />potensi sebagai pewarna alami serta sumber antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk<br />mengkaji pengaruh formulasi perbandingan bubur kulit buah naga merah dan susu full cream<br />terhadap karakteristik mutu es krim. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL)<br />dengan empat perlakuan yaitu EN1 =12 g kulit buah naga merah + 200 g Susu full cream, EN2<br />=16 g kulit buah naga merah + 184 g Susu full cream, EN3 =20 g kulit buah naga merah + 180<br />g Susu full cream, EN4 =24 g kulit buah naga merah + 176 g Susu full cream. Analisis meliputi<br />uji kadar antosianin, vitamin C, viskositas, overrun, waktu pelelehan, serta uji sensorik terhadap<br />warna, aroma, rasa, dan tekstur. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan jumlah<br />bubur kulit buah naga merah berpengaruh signifikan terhadap kadar antosianin, vitamin C,<br />viskositas, overrun, dan waktu pelelehan es krim. Perlakuan dengan 24 g bubur kulit buah naga<br />merah dan 176 g susu full cream menghasilkan karakteristik terbaik dengan kadar antosianin<br />2,75%, vitamin C 8,80%, viskositas 31,45%, overrun 81,39%, dan waktu pelelehan 35,29<br />menit. Hasil uji sensorik menunjukkan bahwa panelis lebih menyukai formulasi dengan 16–20<br />g bubur kulit buah naga merah, yang memberikan keseimbangan warna, rasa, dan tekstur es<br />krim.</p>2025-04-01T00:00:00+02:00Copyright (c) 2025 https://ejournal.ust.ac.id/index.php/retipa/article/view/4238Karakteristik Struktural Bioplastik dari Tepung Porang dan Campuran Tepung Porang–Tepung Biji Durian2024-12-16T06:49:37+01:00Nelsy Dian Permatasari[email protected]Jatmiko Eko Witoyo[email protected]Donor Utomo M. Susilo[email protected]Simon Bambang Widjanarko[email protected]<p>-</p>2025-04-01T00:00:00+02:00Copyright (c) 2025 https://ejournal.ust.ac.id/index.php/retipa/article/view/4640Dekafeinasi Kopi Robusta Dengan Metode Fermentasi 2025-02-17T04:17:40+01:00Pulung Nugroho[email protected]<p>Kopi merupakan komoditas yang sangat besar di Indonesia. Kopi menjadi bahan pangan pangan yang sangat digemari saat ini, hal ini ditunjukkan dengan semakin meningkatnya trend minum kopi di kalangan masyarakat. Kafein dan kopi memiliki korelasi yang sangat erat, kafein adalah komponen alami pada kopi yang pada dasarnya memiliki manfaat yang sangat diperlukan tubuh. Namun dari sisi lain kafein juga memberikan dampak negatif terutama dapat meningkatkan tekanan darah, mempengaruhi sistem kerja jantung, dan lambung. Hal tersebut dilihat menjadi hal yang kurang dapat diterima oleh beberapa kalangan masyarakat. Dekafeinasi kopi adalah salah satu metode untuk menurunkan kadar kafein pada kopi, dari hal tersebut diharapkan dapat menghasilkan karakter kopi yang lebih bersahabat untuk kesehatan dan menjangkau banyak kalangan masyarakat. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menurunkan kafein kopi dengan proses natural. Dekafeinasi kopi dengan metode fermentasi adalah metode yang dapat dilakukan, metode ini dilakukan dengan melibatkan mikroorganisme target yang secara alami mampu mereduksi kafein kopi. Dalam penelitian ini dilakukan proses dekafeinasi kopi robusta dengan menggunakan metode fermentasi yang didasarkan pada lama perendamannya. Dari hasil analisa yang dihasilkan, menunjukkan bahwa semakin lama proses perendaman akan memberikan dampak signifikan pada reduksi kafein kopi. Hasil analisa menunjukkan kadar kafein mengalami penurunan dengan adanya proses fermentasi, secara berurutan kontrol menunjukkan 3.15 mg/g, sedangkan kadar kafein kopi setelah proses fermentasi menunjukkan 0.30 mg/g pada fermentasi 3 hari, 0.30 mg/g pada fermentasi 7 hari, dan 0,26 mg/g pada fermentasi 14 hari. </p>2025-04-01T00:00:00+02:00Copyright (c) 2025 https://ejournal.ust.ac.id/index.php/retipa/article/view/5341Analisis Kualitas Teh Cascara Kopi Arabika Berdasarkan Suhu dan Lama Pengeringan 2025-08-04T11:51:04+02:00Rosa Tampubolon[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh durasi pengeringan dan suhu pengeringan <br>dalam pembuatan teh cascara. Penelitian ini dilakukan di Laboratorium Pengolahan Pangan dan <br>Pengolahan Hasil Pertanian, Fakultas Pertanian, Universitas Katolik Santo Thomas, Medan, <br>Sumatera Utara. Penelitian ini dilakukan dengan metode Rancangan Acak Lengkap (RAL) <br>faktorial, yang terdiri dari dua faktor perlakuan. Faktor pertama adalah Durasi Pengeringan, <br>dengan sandi (P) terdiri dari empat taraf yaitu: P1 = 9 jam, P2 = 10 jam, P3 = 11 jam, P4 = 12 <br>jam. Faktor kedua adalah Suhu Pengeringan, dengan sandi (T) terdiri dari 4 taraf perlakuan yaitu <br>: T1 = 30°C, T2 = 50°C, T3 = 70°C, T4 = 90°C. Hasil penelitian menunjukan bahwa durasi <br>pengeringan memberikan nilai yang berbeda-beda terhadap rendemen, kadar air, kadar <br>polifenol dan nilai organoleptik warna, rasa dan aroma. Semakin tinggi suhu maka rendemen <br>kadar air, kadar polifenol dan organoleptik semakin. Mutu teh cascara terbaik diperoleh pada <br>perlakuan P1 dan T1.</p>2025-04-01T00:00:00+02:00Copyright (c) 2025 https://ejournal.ust.ac.id/index.php/retipa/article/view/5331Inovasi Susu Biji Nangka Dengan Sari Daun Kelor Sebagai Minuman Fungsional Untuk Kesehatan2025-08-01T12:44:50+02:00Connie Daniela[email protected]Dewi Restuana Sihombing[email protected]<p>Minuman berbasis bahan alami yang kaya gizi dan bioaktif dapat meningkatkan kualitas gizi masyarakat. Biji nangka mengandung karbohidrat, protein, dan serat, sedangkan daun kelor kaya akan vitamin, mineral, dan senyawa antioksidan. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh formula minuman susu dengan pemanfaatan biji nangka dan penambahan sari daun kelor, serta mengevaluasi mutu produk tersebut. Penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL) dengan dua faktor: perbandingan sari biji nangka dan sari daun kelor (S1 = 100% : 0%, S2 = 90% : 10%, S3 = 80% : 20%, S4 = 70% : 30%) serta lama penyimpanan (K1 = 0 hari, K2 = 4 hari, K3 = 8 hari, K4 = 12 hari). Hasil menunjukkan bahwa perbandingan sari biji nangka dan sari daun kelor berpengaruh signifikan terhadap kadar protein, total soluble solid, kadar abu, dan uji kalsium. Mutu terbaik diperoleh pada kombinasi S1: K4.</p>2025-04-01T00:00:00+02:00Copyright (c) 2025 https://ejournal.ust.ac.id/index.php/retipa/article/view/5351Pengembangan Jeli Buah Lokal dari Kombinasi Sari Markisa dan Terung Belanda dengan Penambahan Asam Sitrat dan Gula Kelapa2025-08-05T15:04:52+02:00Dewi Restuana Sihombing[email protected]Connie Daniela[email protected]Maruba Pandiangan[email protected]<p>Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan produk jeli berbasis buah lokal dengan melakukan substitusi sari markisa dan terung belanda, serta mengevaluasi pengaruh penambahan asam sitrat dan gula kelapa terhadap karakteristik fisik, kimia, dan organoleptik jeli. Sari buah markisa dan terung belanda dipilih karena keduanya merupakan komoditas lokal khas Sumatera Utara yang kaya akan vitamin, antioksidan, dan cita rasa khas. Asam sitrat digunakan sebagai penyeimbang rasa dan pengawet alami, sedangkan gula kelapa sebagai pemanis alami yang kaya mineral. Parameter yang diamati meliputi pH, total padatan terlarut, kadar vitamin C, tekstur, warna, serta uji organoleptik meliputi rasa, aroma, warna, dan tekstur. Metode penelitian menggunakan Rancangan Acak Lengkap faktorial dengan variasi konsentrasi asam sitrat 0%, 3%, 5%, 7% dan gula kelapa 50%, 60%, 70%, 80%. Hasil penelitian menunjukkan bahwa peningkatan konsentrasi asam sitrat meningkatkan total asam, kadar vitamin C, dan menurunkan pH produk. Sementara itu, penambahan gula kelapa juga meningkatkan kualitas fisikokimia dan organoleptik jeli. Hasil ini berkontribusi pada pengembangan inovasi pangan lokal dan peningkatan konsumsi buah tropis olahan, serta pemberdayaan sumber daya alam secara berkelanjutan. Inovasi ini diharapkan dapat menjadi alternatif produk olahan buah lokal yang sehat dan bernilai tambah, sekaligus mendukung diversifikasi pangan berbasis potensi daerah</p>2025-04-01T00:00:00+02:00Copyright (c) 2025