HUBUNGAN SIKAP SISWA TERHADAP SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA

Authors

  • Thea Umbarasari Universitas Pamulang
  • Fitria Puspasari Universitas Pamulang
  • Sufi Albab Universitas Indraprasta PGRI

DOI:

https://doi.org/10.54367/pendistra.v7i2.4287

Keywords:

Sastra, Indonesia, Cerita

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara sikap siswa terhadap sastra dan kemampuan memahami cerita. Sastra berperan penting dalam pembentukan karakter dan pemahaman sosial budaya. Namun, kemampuan literasi siswa, khususnya dalam memahami isi cerita, masih menjadi tantangan besar. Penelitian ini dilakukan di SMKN 8 Kota Serang dengan melibatkan 40 siswa sebagai sampel, menggunakan metode survei dan teknik korelasi untuk mengukur hubungan kedua variabel tersebut.   Hasil penelitian menunjukkan adanya hubungan positif yang signifikan antara sikap terhadap sastra dan kemampuan memahami cerita. Semakin tinggi sikap positif siswa terhadap sastra, semakin baik kemampuan mereka dalam memahami cerita. Hal ini mengindikasikan bahwa pembelajaran sastra yang efektif dapat meningkatkan kemampuan literasi siswa. Sikap terhadap sastra mencakup tiga komponen utama: kognitif, afektif, dan konatif. Pengukuran dilakukan menggunakan kuesioner berskala Likert dan tes memahami cerita yang mencakup pemahaman literal, rinci, dan interpretasi teks. Temuan ini memberikan implikasi penting bagi pengajaran sastra di sekolah. Guru perlu menciptakan pembelajaran yang lebih kreatif, menggunakan metode yang bervariasi, serta memanfaatkan media pembelajaran yang menarik untuk meningkatkan motivasi siswa. Selain itu, sekolah disarankan menyediakan fasilitas seperti buku sastra untuk mendorong minat siswa dalam membaca. Penelitian ini juga menyoroti pentingnya kolaborasi antara faktor internal, seperti sikap dan motivasi siswa, serta faktor eksternal, seperti lingkungan belajar dan dukungan guru. Keterbatasan penelitian terletak pada penggunaan kuesioner yang rentan terhadap bias responden dan metode pengumpulan data yang bergantung pada self-report. Oleh karena itu, penelitian lanjutan diperlukan untuk mengeksplorasi aspek-aspek kualitatif yang lebih mendalam guna memperkaya pemahaman tentang hubungan antara sikap terhadap sastra dan kemampuan memahami cerita. Secara keseluruhan, penelitian ini menunjukkan bahwa penguatan sikap positif terhadap sastra dapat menjadi strategi efektif dalam meningkatkan kemampuan memahami cerita, mendukung tujuan pendidikan, dan membangun karakter siswa

References

Azwar, Saifuddin. 2004 . Sikap Manusia Teori dan Pengukuran. Yogyakarta:Pustaka Pelajar.

Krech, David, et.al. 2012. Individual in Society. London:Mc Graw-Hill Koggakusha.

Luxemburg, Jan Van dan Mieke Bel an William G. 1989. Tentang Sastra Diterjemahkan Akhadiat Ikram. Jakarta:Internusa.

Mar’at. 2004. Sikap Manusia Perubahan serta Pengukuran. Jakarta:Ghalia Indonesia.

Noesirwan, Ny. Yusuf dan Ny. M. Soewondo, Ny. Fatimah, Z.A. 2000. Psikologi Sosial. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Rakhmat, Jalaludi. 2004 . Psikologi Komunikasi . Bandung:Remaja Rosdakarya.

Sarwono, S. W. 2004. Psikologi Remaja. Jakarta : PT Raja Grafindo Persada

Suhardi, Basuki. 2008 . Sikap Bahasa. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia

Syah, Muhibbin. 2004 . Psikologi Pendidikan. Bandung:Remaja Rosdakarya.

Winkel, W. S. Psikologi Pengajaran. 2004. Jakarta : PT. Gramedia

Downloads

Published

2024-12-30

How to Cite

Umbarasari, T., Puspasari , F. ., & Albab, S. (2024). HUBUNGAN SIKAP SISWA TERHADAP SASTRA DENGAN KEMAMPUAN MEMAHAMI CERITA. Pendidikan Bahasa Indonesia Dan Sastra (Pendistra), 7(2), 144–154. https://doi.org/10.54367/pendistra.v7i2.4287

Issue

Section

Artikel