Pengaruh Perbandingan Bubuk Jahe dan Cengkeh serta Lama Penyimpanan terhadap Mutu Minuman Herbal Instant

Authors

  • Sanggam Dera Rosa Tampubolon Fakultas Pertanian, Universitas Katolik Santo Thomas Medan

DOI:

https://doi.org/10.54367/retipa.v2i2.1900

Keywords:

bubuk jahe, bubuk kayu manis, lama penyimpanan, minuman herbal instant

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk perbandingan bubuk jahe dengan kayu manis dalam pembuatan minuman herbal instant, mengetahui lama penyimpanan terhadap kualitas mutu minuman herbal instant dan mengetahui kandungan gizi dan zat antioksidan yang terkandung dalam minuman herbal instant jahe dengan kayu manis. Penelitian ini dilaksanakan di Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan, Fakultas Pertanian, Universitas Katolik Santo Thomas, Medan. Waktu Penelitian ini saya laksanakan pada bulan Maret 2021 sampai selesai. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode Rancangan acak Lengkap (RAL) dalam bentuk faktorial. Faktor pertama adalah perbandingan konsentrasi Jahe dengan Kayu Manis dengan sandi (J), terdiri dari 4 taraf yaitu : J1 = Jahe : Kayu Manis = 95% : 5%, J2 = Jahe : Kayu Manis = 90% : 10%, J3 = Jahe : Kayu Manis = 85% : 15% dan J4 = Jahe : Kayu Manis = 80% : 20%. Faktor kedua adalah lama penyimpanan dengan sandi (L) terdiri dari 5 taraf yaitu : L1 =  0 hari,  L2 =  6 hari, L3 = 12 hari, L4 = 18 hari dan L5 = 24 hari. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perlakuan perbandingan konsentrasi jahe dengan kayu manis berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar vitamin C, total mikroba, serta berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap aktivitas antioksidan minuman herbal instant. Penggunaan persentase jahe yang semakin menurun dan persentase kayu manis yang semakin meningkat maka aktivitas antioksidan, total mikrobia minuman herbal semakin meningkat, sedangkan kadar vitamin C menurun. Perlakuan lama penyimpanan berpengaruh sangat nyata (p<0,01) terhadap kadar vitamin C, total mikrobia, tetapi berpengaruh nyata (p<0,05) terhadap aktivitas antioksidan. Semakin lama penyimpanan maka aktivitas antioksidan, total mikrobia semakin meningkat, sedangkan kadar vitamin C semakin menurun.

References

Aprianto, 2011. Ekstraksi Oleoresin Dari Kayu Manis Berbantu Ultrasonik Dengan Menggunakan Pelarut Alkohol. Tesis. Semarang:Program Magister Tenik Kimia- Universitas Dipenogoro.

Apriliani, R., Tamrin dan Hermanto. 2019. Pengaruh Penambahan Kayu Manis (Cinnamomum verum) terhadap Karakteristik Organoleptik dan Antioksidan Minuman Sari Buah Alpukat (Persea americana Mill). J. Sains dan Teknologi Pangan Vol. 4 (6) : 2621-2634.

Arizka, A. A. dan J. Daryatmo. 2015. Perubahan Kelembaban dan Kadar Air Teh Selama Penyimpanan pada Suhu dan Kemasan yang Berbeda, Jurnal Aplikasi Teknologi Pangan, 4(4), p. 2015. doi: 10.17728/jatp.v4i4.6.

Bisset, N. G andWichtl, M.2001. Herbal DrugsandPhytopharmaceuticals, 2nd edition.MedpharmScientificPublishers. Germany. 67-69 hal.

Dewata, I. P., P.A. Shandi W, I. W. R. Widarta. 2017. Antioksidan dan Sifat Sensoris Teh Herbal Daun Alpukat.6(2), pp. 30–39.

Kurniawati N. 2010. Sehat dan cantik alami Berkat Khasiat Bumbu dapur. Quanita. Bandung.

Setyaningrum, Hesti Dwi dan Cahyo Saparinto. 2013. Jahe. Penebar Swadaya. Jakarta

Sibuea, P. 2013. Fungsi Makanan Untuk Kesehatan. Penerbit Bina Media Perintis, Medan.

Downloads

Published

2022-04-28

How to Cite

Tampubolon, S. D. R. (2022). Pengaruh Perbandingan Bubuk Jahe dan Cengkeh serta Lama Penyimpanan terhadap Mutu Minuman Herbal Instant. Jurnal Riset Teknologi Pangan Dan Hasil Pertanian (RETIPA), 2(2), 137–144. https://doi.org/10.54367/retipa.v2i2.1900

Issue

Section

Artikel